PENYAKIT PADA AYAM YANG DISEBABKAN DEFISIENSI NUTRISI (B1 (Thiamin), Fe ( Besi), Asam Pantotenat (Vitamin B5)
ETIOLOGI dan MORFOLOGI
A. B1 (Thiamin)
B1 (Thiamin) dibutuhkan oleh unggas untuk metabolisma karbohidrat. Defisiensi vitamin B1 ini mengakibatkan polyneuritis yang menimbulkan kelumpuhan dan berakhir dengan kematian ayam.
B1 (Thiamin) disebut juga aneurin karena mempunyai efek sebagai antineuritik. Didalam tubuh, B1 (Thiamin) diubah menjadi bentuk aktif, yaitu thiamin pirofosfat, yang merupakan kofaktor penting dalam reaksi dekarboksilasi oksidatif dan pertukaran aldehida dalam metabolisme karbohidrat. Defisiensi B1 (Thiamin) dapat saja terjadi sehubungan dengan adanya thiaminase (enzim yang mermisahkan thiamin) di dalam bahan baku pakan tertentu.
Selain itu, thiamin adalah suatu zat yang terurai pada suhu tinggi dan pada keadaan alkalis. Sehingga makanan ayam yang mengandung garam-garam alkalis akan cepat kehilangan thiaminnya, juga ion bisulfit sangat merusak thiamin.
Sumber dari thiamin dapat diperoleh dari kacang-kacang, dedak lunte, dan bungkil kacang tanah. Sehingga dalam keadaan normal makanan mengandung cukup vitamin B1 dan tidak perlu diberi tambahan vitamin ini.
B. Fe (besi)
Fe (besi) dibutuhkan unggas untuk pembentukan hemoglobin. Defisiensi Fe pada ayam akan menimbulkan anemia mikrositik hipokromik, penurunan konsentrasi non-heme Fe di dalam plasma, dan gangguan pigmentasi bulu.
Fe (besi) merupakan komponen yang esensial dari heme, yang merupakan inti porfirin hemoglobin dan sitokrom. Disamping itu, Fe (besi) juga merupakan komponen beberapa enzim, yaitu katalase, peroksidase, fenilalanin hidroksilase, tirosinase, dan prolin hidroksilase.
C. Asam Pantotenat (Vitamin B5)
Asam Pantotenat (Vitamin B5) adalah komponen co-enzim yang ada hubungannya dengan reaksi metabolik karbohidrat, protein, lemak. Enzim ini berperan pada acetylasicholine untuk membentuik acetyl-choline, membentuk citrat, dan diperlukan pada oksidasi asam lemak dan oksidasi asam keton yang merupakan hasil deaminasi asam amino.
GEJALA KLINIS
A. B1 (Thiamin
Gejala yang terlihat meliputi B1 (Thiamin antara lain anoreksia, diikuti oleh penurunan berat badan, bulu berdiri, kelemahan kaki, dan langkah yang tidak teratur. Ayam dewasa kerapkali menunjukkan jengger yang berwarna biru. Jika defisiensi berlangsung lebih lanjut, maka akan terlihat adanya paralisis pada otot yang diawali dengan menekuknya jari, kemudian diikuti oleh paralisis otot ekstensor pada kaki, sayap. dan leher. Ayam terlihat posisi duduk dengan kaki yang ditekuk dan kepala ditarik ke belakang pada posisi ”melihat bintang” (”stargazing”). Ayam akan segera kehilangan kemampuan untukj berdiri atau hanya duduk tegak dan jatuh ke lantai dan berbaring dengan kepala yang meregang. Ayam yang menderita defisiensi vitamin B1 dapat mengalami penurunan temperatur tubuh sampai 35,6° C.
B. Fe (besi)
Gejala klinisnya adalah anemia yang terlihat dari warna kuliut dan otot ayam yang agak pucat dan gangguan pigmentasi bulu.
C. Asam Pantotenat (Vitamin B5)
Gejala defisiensi asam pantotenat, ditandai oleh perlambatan pertumbuhan bulu, ayam-ayam sangat kurus dan pada sudut paruh terbentuk keropeng dan kerak. Pada ayam petelur, defisiensi asam pantotenat menghasilkan telur dengan daya tetas rendah karena kadar viutamin ini dalam telur sangat berkurang. Kematian embrio banyak terjadi pada akhir masa inkubasi.
ETIOLOGI dan MORFOLOGI
A. B1 (Thiamin)
B1 (Thiamin) dibutuhkan oleh unggas untuk metabolisma karbohidrat. Defisiensi vitamin B1 ini mengakibatkan polyneuritis yang menimbulkan kelumpuhan dan berakhir dengan kematian ayam.
B1 (Thiamin) disebut juga aneurin karena mempunyai efek sebagai antineuritik. Didalam tubuh, B1 (Thiamin) diubah menjadi bentuk aktif, yaitu thiamin pirofosfat, yang merupakan kofaktor penting dalam reaksi dekarboksilasi oksidatif dan pertukaran aldehida dalam metabolisme karbohidrat. Defisiensi B1 (Thiamin) dapat saja terjadi sehubungan dengan adanya thiaminase (enzim yang mermisahkan thiamin) di dalam bahan baku pakan tertentu.
Selain itu, thiamin adalah suatu zat yang terurai pada suhu tinggi dan pada keadaan alkalis. Sehingga makanan ayam yang mengandung garam-garam alkalis akan cepat kehilangan thiaminnya, juga ion bisulfit sangat merusak thiamin.
Sumber dari thiamin dapat diperoleh dari kacang-kacang, dedak lunte, dan bungkil kacang tanah. Sehingga dalam keadaan normal makanan mengandung cukup vitamin B1 dan tidak perlu diberi tambahan vitamin ini.
B. Fe (besi)
Fe (besi) dibutuhkan unggas untuk pembentukan hemoglobin. Defisiensi Fe pada ayam akan menimbulkan anemia mikrositik hipokromik, penurunan konsentrasi non-heme Fe di dalam plasma, dan gangguan pigmentasi bulu.
Fe (besi) merupakan komponen yang esensial dari heme, yang merupakan inti porfirin hemoglobin dan sitokrom. Disamping itu, Fe (besi) juga merupakan komponen beberapa enzim, yaitu katalase, peroksidase, fenilalanin hidroksilase, tirosinase, dan prolin hidroksilase.
C. Asam Pantotenat (Vitamin B5)
Asam Pantotenat (Vitamin B5) adalah komponen co-enzim yang ada hubungannya dengan reaksi metabolik karbohidrat, protein, lemak. Enzim ini berperan pada acetylasicholine untuk membentuik acetyl-choline, membentuk citrat, dan diperlukan pada oksidasi asam lemak dan oksidasi asam keton yang merupakan hasil deaminasi asam amino.
GEJALA KLINIS
A. B1 (Thiamin
Gejala yang terlihat meliputi B1 (Thiamin antara lain anoreksia, diikuti oleh penurunan berat badan, bulu berdiri, kelemahan kaki, dan langkah yang tidak teratur. Ayam dewasa kerapkali menunjukkan jengger yang berwarna biru. Jika defisiensi berlangsung lebih lanjut, maka akan terlihat adanya paralisis pada otot yang diawali dengan menekuknya jari, kemudian diikuti oleh paralisis otot ekstensor pada kaki, sayap. dan leher. Ayam terlihat posisi duduk dengan kaki yang ditekuk dan kepala ditarik ke belakang pada posisi ”melihat bintang” (”stargazing”). Ayam akan segera kehilangan kemampuan untukj berdiri atau hanya duduk tegak dan jatuh ke lantai dan berbaring dengan kepala yang meregang. Ayam yang menderita defisiensi vitamin B1 dapat mengalami penurunan temperatur tubuh sampai 35,6° C.
B. Fe (besi)
Gejala klinisnya adalah anemia yang terlihat dari warna kuliut dan otot ayam yang agak pucat dan gangguan pigmentasi bulu.
C. Asam Pantotenat (Vitamin B5)
Gejala defisiensi asam pantotenat, ditandai oleh perlambatan pertumbuhan bulu, ayam-ayam sangat kurus dan pada sudut paruh terbentuk keropeng dan kerak. Pada ayam petelur, defisiensi asam pantotenat menghasilkan telur dengan daya tetas rendah karena kadar viutamin ini dalam telur sangat berkurang. Kematian embrio banyak terjadi pada akhir masa inkubasi.
0 comments:
Post a Comment