Thursday, February 21, 2008

ascariasis pada unggas

Cacing secara alami sering ditemukan pada berbagai unggas liar maupun unggas peliharaan. Pada unggas terdapat dua golongan utama cacing yaitu Nematoda (cacing gilig) dan Cestoda (cacing pipih). Nematoda termasuk kelompok parasit yang terpenting pada unggas sehubungan dengan kerusakan yang ditimbulkan. Kelompok cacing ini memiliki siklus hidup langsung tanpa membutuhkan hospes intermediar.

Nematoda disebut cacing gilig karena bentuknya bulat, tidak bersegmen dan dilengkapi dengan kutikula yang halus. Nematoda yang mempunyai siklus hidup langsung melewati 4 tahap perkembangan sebelum dewasa. Nematoda dewasa yang hidup dalam tubuh unggas yang terinfeksi akan menghasilkan telur yang dikeluarkan bersama feses. Didalam lingkungan, jika telur berembrio ditelan oleh ayam maka telur akan menetas didalam proventriculus hospes dan berkembang menjadi larva yang akan tumbuh menjadi cacing dewasa didalam tubuh hospes.

Etiologi

Infeksi Ascaridia disebabkan oleh Ascaridia galli, Ascaridia dissimilis, Ascaridia numidae, Ascaridia columbae dan Ascaridia bonase. Ascaridia galli selain berparasit pada ayam juga pada kalkun, burung dara, itik dan angsa. Ascaridia galli merupakan cacing yang sering ditemukan pada unggas dan menimbulkan kerugian ekonomik yang tinggi karena menimbulkan kerusakan yang parah selama bermigrasi pada fase jaringan dari stadium perkembangan larva. Migrasi terjadi dalam lapisan mukosa usus dan menyebabkan pendarahan, apabila lesi yang ditimbulkan parah mak kinerja ayam akan turun drastic. Ayam yang terserang akan mengalami gangguan proses digesti dan penyerapan nutrient sehingga dapat menghambat pertumbuhan.

Siklus Hidup

Siklus hidup Ascaridia galli tidak memerlukan hospes intermediar, penularan melalui pakan, air minum, litter, atau bahan lain yang tercemar oleh feses yang mengandung telur infektif.

Patogenesis dan Gejalanya

Ayam muda lebih sensitif terhadap kerusakan yang ditimbulkanAscaridia galli. Sejumlah kecil cacing Ascaridia galli yang berparasit pada ayam dewasa biasanya dapat ditolerir tanpa adnya kerusakan tertentu pada usus. Infeksi Ascaridia galli dapat menimbulkan penurunan berat badan, pada kondisi yang berat dapat terjadi penyumbatan pada usus. Ayam yang terinfeksi Ascaridia galli dalam jumlah besar akan kehilangan darah, mengalami penurunan kadar gula darah, peningkatan asam urat, atrofi timus, gangguan pertumbuhan, dan peningkatan mortalitas.

Umur hospes dan derajat keparahan infeksi oleh Ascaridia galli memegang peranan penting dalam kekebalan terhadap cacing tersebut

Pengobatan

Obat anti cacing yang paling sering digunakn untuk membasni Ascaridia galli adalah piperazin. Selain itu dapat digunakan juga higromisin B dan kumafos melalui pakan untuk mengendalikan cacing tersebut. Piperazin memiliki efek narkotika sehingga cacing dapat dikeluarkan dalam keadaan hidup oleh adanya peristaltic usus. Pengobatan pencegahan pada pullet biasanya diberikan sekitar umur 5 minggu yang diulang pada interval 4 minggu sampai ayam mencapai umur 21 minggu. Pemberian vitamin A selama 5 – 7 hari dapat membantu kesembuhan mukosa usus yang rusak akibat cacing tersebut.

Pengendalian dan Pencegahan

Lalat dapat bertindak sebagai factor mekanik dari telur Ascaridia galli, maka pengendalian terbaik adalah kombinasi antara pengobatan preventif dan manajemen yang optimal meliputi sanitasi atau desinfeksi ketat dan pembasmian lalat


(source: vet-klinik)

0 comments:

Artikel Terkait